SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(SATLAN BK)
Sekolah : SMAN .........
Kelas : ... / .....
Tahun : .....
A. Topik Pembahasan : memahami diri sendiri
B. Bidang Bimbingan : pribadi
C. Jenis Layanan : Penguasaan Konten
D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E. Kompetensi yang ingin dicapai : siswa mempunyai dorongan yang berpengaruh dalam berperilaku dengan memahami diri dan konsepsinya sesuai dengan sistem etika dan nilai bagi kehidupan hidup.
F. Uraian Kegiatan
1. Strategi Penyajian : Klasikal
1) Pembukaan (salam, perkenalan, pendekatan)
2) Ceramah
3) Tanya Jawab
4) Diskusi
5) Pemberian Tugas
6) Penutup (evaluasi, pertolongan tugas, dll)
2. Materi : Pembahasan bahan perihal memahami diri sendiri dan konsep diri.
G. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas
H. Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (40 menit)
I. Pihak yang disertakan
Dan Peranannya : Wali kelas, orangtua, dan penunjang fasilitas
J. Alat dan Perlengkapan : OHP, Papan Tulis, ATK, dan Buku-buku referensi
K. Rencana Penilaian :
L. Rencana Tindak Lanjut : Menjadikan hal ini sebagai perilaku
M. Catatan Khusus :
...........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
MATERI LAYANAN
“Pemahaman Diri dan Konsepsinya”
Pemahaman Diri
Pemahaman diri tidak hanya sebatas perihal pemahaman terhadap identitas diri, namun lebih dari itu. Pemahaman diri merupakan pemahaman sebagai diri pribadi, social, spiritual dan kelebihan serta kelemahan yang ada pada diri sendiri. Pemahaman diri merupakan langkah awal dalam pembentukan konsep dan kepribadian diri. Dari sini akan mewujudkan eksistensi dan eksplorasi diri pribadi.
Tujuan Hidup
Sebagai langkah awal untuk menjawab pertanyaan itu kiranya kita perlu memahami banyak sekali hal prinsip yang bisa dipahami dan dikembangkan terus-menerus dalam kehidupan.
- Hidup itu ialah suatu periode yang mempunyai batas waktu tertentu yang diberikan oleh Tuhan bagi manusia.
- Hidup ialah suatu proses “menjadi”, yaitu menjadi insan yang berarti dan mempunyai kegunaan bagi hidup itu sendiri dan mempunyai kegunaan bagi dunia.
- Waktu tak akan terulang lagi. Menunda-nunda waktu dengan alasan masih banyak waktu ialah tidak beralasan.
- Rentang waktu kehidupan tidak seharusnya diisi dengan cara seadanya. Manusia harus merencanakan dan mengisi kesempatan hidupnya dengan cara efektif dan produktif.
- Hari ini ialah hari pertama dari sisa hidupmu. Tidak ada yang bisa memastikan kapan seseorang akan dilahirkan, sebagaimana juga tidak bisa dipastikan kapan kita akan meninggalkan dunia.
- Tak selamanya insan tergantung padaorang lain; tidak selamanya kau bergantung padaorang tua. Suatu ketika kau harus mandiri. Karena itu, kau harus sudahmemiliki cita-cita. Kamu harus memulai sesuatu dengan berani mengatakan, “Aku sudah mulai!”
Sebagai remaja dan pelajar, kau berada pada kelompok peralihan kematangan tertentu dan menjelang pemantapan dan penitian karir. Ini ialah masa yang penting untuk memantapkan hati menuju masa depan. Oleh lantaran itu, seorang pelajar Sekolah Menengan Atas harus berani melangkah menuju kedewasaan. Seorang yang cukup umur tidak aib bertindak benar, tidak bermalasan, dan tidak dimanjakan oleh fasilitas.
Remaja atau pelajar yang mempunyai prinsip harus berani menata hidupnya sendiri. Tidak seharusnya seorang pelajar melaksanakan hal-hal berikut ini :
- Menjadi “benalu” atau “parasit”; menjadi “penghisap”, yang akan mati bila yang dihisap telah mati
- Menjadi fotokopi atau bayang-bayang orang lain; tidak mempunyai rasa tanggung jawab diri; seperti orang lainlah yang mempunyai dan menguasai hidupnya
- Menjadi konsumeris, boros, dan koruptif; takut menata dan mendapatkan realita, tidak mau menjalani kehidupan dengan perhitungan matang, tidak sederhana, tidak apa adanya dan merugikan diri sendiri atau orang lain
- Menjadi hedonis; hanya menikmati hari ini sepuasnya dengan menghalalkan segala cara, tidak peduli akan masa depan
- Malas, tidak mau bekerja; hanya ingin menikmati hidup tanpa perjuangan keras.
Konsep diri merupakan faktor penting didalam berinteraksi. Hal ini disebabkan oleh setiap individu dalam bertingkah laris sedapat mungkin diadaptasi dengan konsep diri. Kemampuan insan bila dibandingkan dengan mahluk lain ialah lebih bisa menyadari siapa dirinya, mengobservasi diri dalam setiap tindakan serta bisa mengevaluasi setiap tindakan sehingga mengerti dan memahami tingkah laris yang sanggup diterima oleh lingkungan.
Dengan demikian insan mempunyai kecenderungan untuk tetapkan nilai-nilai pada ketika mempersepsi sesuatu. Setiap individu sanggup saja menyadari keadaannya atau identitas yang dimilikinya akan tetapi yang lebih penting ialah menyadari seberapa baik atau jelek keadaan yang dimiliki serta bagaimana harus bersikap terhadap keadaan tersebut. Tingkah laris individu sangat bergantung pada kualitas konsep dirinya yaitu konsep diri faktual atau konsep diri negatif.
Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang mempunyai konsep diri faktual menawarkan karakteristik sebagai berikut :
- Merasa bisa mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
- Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa insan dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses berguru dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut mengakibatkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
- Menerima kebanggaan tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu menurut dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
- Merasa bisa memperbaiki diri. Kemampuan untuk melaksanakan proses refleksi diri untuk memperbaiki sikap yang dianggap kurang.
- Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk mendapatkan kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri.
- Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang hiperbola terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu menerima penghargaan.
- Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
- Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melaksanakan kritik negatif secara hiperbola terhadap orang lain.
- Mengalami kendala dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang bisa dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.
Demikian Contoh RPP Bimbingan konseling (BK) SMA, supaya bermanfaat! Sumber http://www.websiteedukasi.com/