Gaya Gunting Samping Lompat Tinggi - Gaya Gunting samping (Belanda : Sijschaar) diciptakan oleh michael Sweeney sekitar tahun 1895. Ditinjau dari dari segi gaya ini masih menggunakan prinsip-prinsip gaya scots. Walaupun cara melakukannya lebih sulit dari gaya scots.
Namun lantaran gaya guntiing samping ini dianggap lebih menguntungkan, maka secara cepat pula gaya ini segera tersebar dan berkembang keberbagai pelosok dunia, termasuk Indonesia yang lebih kita kenal dengan istilah gaya gunting saja.
Analisis gerakkannya ialah sebagai berikut :
Awalan
Awalan lebih cenderung dari depan agak serong kekanan atau kekiri tergantung dari kaki mana yang digunakan sebagai tumpuan. Apabila bertumpu dengan kaki kiri, arah awalan dari depan agak serong kanan. Bila bertumpu dengan kaki kanan, awalan dari depan agak serong kekiri.
Tumpuan
Tumpuan dilakukan sama menyerupai pada gaya scots, yaitu dengan kaki yang terjauh dari mistar (kaki luar). Kaki bebas (kaki ayun) diayunkan lurus kedepan atas menyilang mistar.
Melayang
Pada ketika kaki ayun terlujur menyilang mistar, kaki tumpu (misalnya kaki kiri) segera di ayun lurus kesamping kanan dengan disertai memutar tubuh kekiri, pandangan kebawh. Saat itu pula kaki bebas ayun (kanan) diayunkan lurus kebelakang , sehingga kedua kaki seperti menyerupai gerakkan gunting. Menjelang pendaratan kaki kiri diayun lagi kekiri bawah, kaki kanan di ayun kebelakang.
Pendaratan
Mendarat dilakukan dengan kaki tumpu terlebih dahulu, perilaku tubuh menghadap mistar.
Gaya gunting samping bagi kehidupan atletik di negara kita telah memperlihatkan kesan dan kenangan yang cukup mendalam, lantaran dengan gaya ini para pelompat tinggi kita dimasa lampau diantaranya Sudarmodjo, Okamon, dan Naridjo bisa mencapai prestasi yang mengagumkan. Maridjo yang postur tubuhnya relatif pendek dan kecil, pernah mencapai ketinggian 1,94 meter. Sedang pada tahun 1956 Okamona berhasil membuat rekor nasional 1,96 meter.
Namun ternyata gaya guling samping inipun masih mengandung beberapa kelemahan, antara lain :
a. Titik tumpu jauh dari mistar
b. Saat melayang melewati mistar bertumpu banyak menuntut banyak tenaga dan gerakannya agak sulit dilakukan.
c. Saat melayang melewati mistar, jarak antara titik berat tubuh dengan mistar terlalu jauh. Itulah sebabnya maka perjuangan ntuk menemukan gaya yang lebih efisien.
Demikain Gaya Gunting Samping Lompat Tinggi, supaya bermanfaat! Sumber http://www.websiteedukasi.com/
Namun lantaran gaya guntiing samping ini dianggap lebih menguntungkan, maka secara cepat pula gaya ini segera tersebar dan berkembang keberbagai pelosok dunia, termasuk Indonesia yang lebih kita kenal dengan istilah gaya gunting saja.
Analisis gerakkannya ialah sebagai berikut :
Awalan
Awalan lebih cenderung dari depan agak serong kekanan atau kekiri tergantung dari kaki mana yang digunakan sebagai tumpuan. Apabila bertumpu dengan kaki kiri, arah awalan dari depan agak serong kanan. Bila bertumpu dengan kaki kanan, awalan dari depan agak serong kekiri.
Tumpuan
Tumpuan dilakukan sama menyerupai pada gaya scots, yaitu dengan kaki yang terjauh dari mistar (kaki luar). Kaki bebas (kaki ayun) diayunkan lurus kedepan atas menyilang mistar.
Melayang
Pada ketika kaki ayun terlujur menyilang mistar, kaki tumpu (misalnya kaki kiri) segera di ayun lurus kesamping kanan dengan disertai memutar tubuh kekiri, pandangan kebawh. Saat itu pula kaki bebas ayun (kanan) diayunkan lurus kebelakang , sehingga kedua kaki seperti menyerupai gerakkan gunting. Menjelang pendaratan kaki kiri diayun lagi kekiri bawah, kaki kanan di ayun kebelakang.
Pendaratan
Mendarat dilakukan dengan kaki tumpu terlebih dahulu, perilaku tubuh menghadap mistar.
Gaya gunting samping bagi kehidupan atletik di negara kita telah memperlihatkan kesan dan kenangan yang cukup mendalam, lantaran dengan gaya ini para pelompat tinggi kita dimasa lampau diantaranya Sudarmodjo, Okamon, dan Naridjo bisa mencapai prestasi yang mengagumkan. Maridjo yang postur tubuhnya relatif pendek dan kecil, pernah mencapai ketinggian 1,94 meter. Sedang pada tahun 1956 Okamona berhasil membuat rekor nasional 1,96 meter.
Namun ternyata gaya guling samping inipun masih mengandung beberapa kelemahan, antara lain :
a. Titik tumpu jauh dari mistar
b. Saat melayang melewati mistar bertumpu banyak menuntut banyak tenaga dan gerakannya agak sulit dilakukan.
c. Saat melayang melewati mistar, jarak antara titik berat tubuh dengan mistar terlalu jauh. Itulah sebabnya maka perjuangan ntuk menemukan gaya yang lebih efisien.
Demikain Gaya Gunting Samping Lompat Tinggi, supaya bermanfaat! Sumber http://www.websiteedukasi.com/