Gaya Flop Dalam Lompat Tinggi

Gaya Flop Dalam Lompat Tinggi

Gaya Flop Dalam Lompat Tinggi

Gaya Flop Dalam Lompat Tinggi - Dugaan semula yang menyatakan bahwa gaya straddle dianggap sebagai gaya yang terakhir, ternyata salah. Karena beberapa tahuun lalu muncullah gaya baru, adalah Gaya Flop. Gaya ini diciptakan oleh Dick (Ricarod) Fosbury, seorang pelompat tinggi dari Amerika.


Dalam Olympiade Mexico tahun 1968 dengan gaya tersebut Fosbury berhasil menduduki juara pertama. Mulai ketika itu pula perhatiaan para mahir atletik tertuju pada gaya gres yang unik itu. Dikatakan unik, lantaran ketika melewati mistar posisi tubuh dalam keadaan terlentang dan mendarat dengan potongan punggung terlebih dahulu dalam posisi terlentang.

Pada gaya flop terdapat komponen-komponen kekuatan dan gerak putaran ketika melompat :

a. Kekuatan menolak
  1. Kekuatan kearah vertikal (lambung keatas)
  2. Kekuatan kearah horizontal (mendatar)
  3. Kekuatan kombinasi antara kekuatan horizontal dan transversal
b. Gerakkan putaran ketika melayang
  1. Putaran pada as vertikal (saat akan membelakangi mistar)
  2. Putaran pada as horizontal (saat melewati mistar)
  3. Putaran kombinasi antara pada as horizontal dan transversal
Analisa gerakkan Gaya Flop sebagai berikut :

Awalan
  1. Pada mulanya awalan yang dilakukan oleh Fosbury berbentuk lingkaran/melengkung (kurve) hampir setengah lingkaran. Titik awalan dari depan melingkar kekiri (Fosbury bertumpu dengan kaki kanan).  Cara melaksanakan awalan homogen ini (melingkar)  Fosbury mendarat diri pada teori gaya sentrifugal, adalah suatu benda yang bergerak cepat pada jalur melengkung (melingkar), apabila benda tersebut berhenti mendadak akan terlempar keluar menjauhi titik sentra lingkaran.
    Demikian pula pada awalan gaya flop ini, Dengan awalan yang melengkung, sehabis bertumpu pihak pelompat akan lebih gampang berputar keluar pad aporos vertical dalam usahanya membelakangi mistar. Namun dalam beberapa segi awalan jenis melingkar ini ada kelemahannya, antara lain :
    1) Berlari cepat ketika mengambil awalan pada jalur melingkar dengan jari-jari kecil relatif sulit agak sulit dilakukan
    2) Keajegan dan ketepatan langkah awal pada setiap lompatan agak sulit di pertahankan.
    3) Awalan yang eksklusif melingkar lebih banyak menuntut tenaga, lantaran jalur awalan relatif harus panjang.

    Itulah sebabnya maka muncul awalan dengan bentuk yang lain, adalah arahnya tegak lurus atau sedikit serong dari sisi luar, pada tiga langkah terakhir gres berbelok/melengkung kedalam kearah titik tumpu.
    Dengan kedua jenis awalan ini kelemahan awalan melingkar sanggup dihindari.
  2. Langkah awal pada gaya flop lebih cepat dibanding dengan gaya straddle, lantaran semakin cepat laju awalan akan mempermudah timbulnya gerak putaran keluar pada poros vertical sehabis referensi dilakukan.
  3. Banyaknya langkah sekitar 9 hingga 15 langkah tergantung kemantapan dari kemampuan masing-masing pelompat


    Dengan kedua jenis awalan ini kelemahan
    awalan melingkar sanggup dihindari

Tumpuan
  1. Bertumpu dengan kaki yang terjauh dari mistar (kaki laur).
  2. Trik referensi berada pada jarak sekitar 60 - 100 cm dari mistar
  3. Saat akan bertumpu berat tubuh diturunkan dengan cara menekuk kaki tumpu referensi sekitar 130 - 160 derajad. Sikap tubuh relatif tetap tegak (tidak perlu condong kebelakang), biar gerakkan putaran keluar pada poros vertikal tidak mengalami hambatan.
  4. Saat tumpuan, kaki bebas tidak perlu diayun lurus pada lutut paha saja yang diangkat maksimal sehingga pinggul dan agak diputar kearah kaki tumpu (inipun untuk mempermudah timbulnya putaran pada as vertikal).
  5. Saat bertumpu ayunan tangan bisa secara ganda atau dengan cara biasa saja.

Lompat tinggi Gaya Flop ketika melewati mistar

Melayang
  1. Saat kaki tumpu lepas dari tanah, tubuh mulai diputar keluar pada poros vertikal untuk membelakangi mistar, paha kaki bebas (kaki ayun) tetap diangkat setinggi pinggul, tungkai bawah ditekuk rileks pada lutut.
  2. Menjelang melewati mistar, kepala diputar kesamping (Fosbury ke kiri) pandangan keatas mistar, perilaku tubuh mulai membusur keatas biar punggung tidak menyentuh misatar. Saat itu tubuh berputar pada poros transversal. Kedua lengan rilek kesamping.
  3. Pada titik ketinggian maksimal, perut dan pinggul didorong keatas sehingga tubuh benar-benar membusur keatas. Saat itu kedudukan mistar berada bibawah punggung/pinggang, kedua paha sejajar dalam posisi lutut ditekuk rilek, kedua tungkai bawah tergantung  vertikal atau agak ditarik kearah pantat. Kedua lengan tangan tetap terentang kesamping. Pandangan bisa kesamping atau kearah perut (dagu ditarik kedada).
  4. Agar tidak menyentuh mistar, pada ketika tubuh mulai meluncur kebawah, kedua kaki/lutut diluruskan keatas (seperti gerakkan pisau lipat). Pandangan kearah kaki dagu ditarik kedada, kedua tangan terentang kesamping.
Pendaratan
Mendarat dengan potongan punggung terlebih dahulu. Kedua kaki tetap terjulur keatas (jangan sekali-kali ditarik kedada). Kedua tangan terentang kesamping.

Dalam perkembangannya Gaya Flop benar-benar sangat menakjubkan, baik diluar maupun didalam negeri. Dengan gaya ini para pelompat tinggi dunia secara gemilang berhasil mencatat prestasi mengagumkan, antara lain :

a. Putra
  1. J. Wiszola (polandia) =2, 25 m yang sekaligus memecahkan rekor duia usang 2, 23 m (V. Brumel dengan gaya straddele).
  2. Wladerimir J. (Rusia) = 2, 33 m
  3. Lie Hua (RRC) = 2, 37 m
b. Putri
  1. Rosemarie Ackermann (Jerman Timur) = 1,93 m
  2. Sara Simeoni (itali) = 2,01 m
Di Indonesia gres tahun 1974 gaya flop mulai kita kenal. Dalam selang waktu relatif singkat, adalah tahun 1987 pelompat tinggi Suwignyo dengan gaya flop berhasil memecahkan rekor nasional yang bertahan selama 24 tahun dari 1,96 m (Okamona, dengan gaya guling samping) menjadi 1,98 m. Tidak usang lalu rekor ini diperbaiki lagi menjadi 1,99 m. Beberapa tahun lalu ketut Widiana (Bali) dengan gaya flop barhasil berhasil memperbaiki rekor nasional tadi menjadi 2,02 m, sekaligus merupakan pelompat tinggi Indonesia pertama yang bisa melampaui ketinggina mistar diatas 2 m. Di potongan putri, Sri Purwidiati berhasil memecahkan rekor nasioanl dari 1,60 m (Sukesti) menjadi 1,62 m. Kemudian rekor ini di pecahkannya lagi menjadi 1,66 m.

Namun demikan gaya flop ini kurang sanggup berkembang dan tersebar secara meluas di masyarakat termasuk di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
  1. Ditinjau secara teknis gaya flop memang agak sulit dan menuntut daya koordinasi yang cukup tinggi.
  2. Kurangnya kemampuan para guru/pembina olahraga (khususnya atletik) untuk memahai wacana gaya flop, baik dalam segi teori maupun pelaksanaannya.
  3. Sulitnya dalam pengadaan alat-alat fasilitas, terutama mengenai bantalan pendaratan (kasur busa atau materi sejenisnya).
Serangkaian gerak pada Gaya Flop



Demikian kami sampaikan mengenai Gaya Flop Dalam Lompat Tinggi, terimaksih sudah berkunjung di aak-share.com dan semoga bermnafaat.


Sumber http://www.websiteedukasi.com/
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Advertiser