Tahapan-tahapan dalam Tolam Peluru - Meskipun tolak peluru masuk kedalam nomor lemparan, namun istilah "lempar peluru" yaitu kurang tepat. Karena pada kenyataannya peluru itu dihentikan dilempar, tetapi harus ditolak atau didorong dari bahu.
Pada ulasan sebelumnya mengenai cara memegang peluru, namun hal ini perlu meninjau beberapa segi yang menyangkut duduk perkara teknik menolak peluru secara keseluruhan.
Cara meletakkan peluru di bahu
Sebenarnya peluru itu tidak benar-benar diletakkan diatas pundak (pundak), tetapi agak turun kedepan menempel pada pangkal leher. Bagain peluru yang terletak antara ibu jari dan jari telunjuk sedikit menempel pada tulang selangka (clavicul) sedang peluru bab atas menempel pada pangkal dagu (rahang bawah). Pada posisi itu siku dibuka tidak lebih dari 90 derajad.
Sikap Menolak
Sikap atau posisi tubuh dikala akan menolak peluru yaitu sebagai berikut :
Gerakkan menolak
Dari sikap/posisi menolak ibarat tersebut diatas, maka :
Gerakkan sesudah menolak
Pembahasan berikutnya mengenai Awalan atau gaya dalam tolak peluru
Sumber http://www.websiteedukasi.com/
Pada ulasan sebelumnya mengenai cara memegang peluru, namun hal ini perlu meninjau beberapa segi yang menyangkut duduk perkara teknik menolak peluru secara keseluruhan.
Cara meletakkan peluru di bahu
Sebenarnya peluru itu tidak benar-benar diletakkan diatas pundak (pundak), tetapi agak turun kedepan menempel pada pangkal leher. Bagain peluru yang terletak antara ibu jari dan jari telunjuk sedikit menempel pada tulang selangka (clavicul) sedang peluru bab atas menempel pada pangkal dagu (rahang bawah). Pada posisi itu siku dibuka tidak lebih dari 90 derajad.
Sikap Menolak
Sikap atau posisi tubuh dikala akan menolak peluru yaitu sebagai berikut :
- Peluru dipegang dan diletakkan di pangkal leher ibarat pada screnshot diatas.
- Berdiri didalam bulat agak membelakangi sasaran. Tungkai kiri di julurkan kebelakang hampir lurus dan rileks serta berpijak pada ujung kaki. Posisi kaki kiri ini sedikit bergeser kekiri dari garis tengah arah tolakkan (kalau ada balok penahan, kaki kiri ini hampir menempel pada bab balok penahan).
- Kaki kanan bertumpu dengan seluruh tanpak kaki pada sentra lingkaran. Jarak antara tumit kanan dengan ujung kaki kiri sekitar 3 kaki. Dalam posisi ini jari-jari kaki berada pada satu garis lurus dengan tumit kanan, atau sanggup pula lebih kebelakang /kekiri sedikit.
- Lutut kanan ditekuk sedemikian rupa sehingga lutut ini kira-kira berada dalam satu garis vertikal dengan ujung jari kai kanan.
- Tangan/lengan kiri diangkat rileks kedepan atas.
- Dari posisi tubuh ibarat tersebut diatas, tubuh segera ditundukkan dengan disertai sedikit putaran kekanan, sehingga punggung, tengkuk dan tungkai belakang (kiri) merupakan satu garis miring hampir lurus. Dagu (letak peluru), lutut kanan dan ujung kaki kanan berada dalam satu garis vertikal, atau letak peluru agak dibelakangi. Sebagian besar berat tubuh bertumpu pada kaki kanan.
- Lengan kiri menggantung/menjulur kedepan agak lurus dan rileks.
- Kepala rileks, pandangan mengarak kebawah depan. Dalam posisi menolak ini tubuh rileks. Selanjutnya diteruskan dengan gerakkan menolak
Gerakkan menolak
Dari sikap/posisi menolak ibarat tersebut diatas, maka :
- Gerakkan menolak di awali dengan menolakkan kaki kanan sekuat-kuatnya hingga lutut turun lurus, sehingga pinggul terdorong kedepan dan agak berputar kekiri sehingga pinggul menghadap kedepan.
- Saat itu pula pundak diputar kekiri (lengan dan pundak kiri jangan hingga turun, tetapi diangkat kira-kira setinggi kepala), sehingga dada terbuka dan menghadap serong atas depan. Berat tubuh mulai pindah kekiri.
- Gerakkan diturunkan meluruskan kaki kiri dengan kuat, dan dikala itu pula lengan kanan diturunkan untuk menolakkan peluru, didertai dengan lecutan pergelanngan tangan dan jari-jari (terutama jari telunjuk, tengan dan jari manis).
- Pada dikala (selama) gerakkan menolak berlangsung, kedua kaki harus benar-benar lurus serong kedepan dan telapak kaki pada bab ujungnya masih kontak dengan tanah. Kaprikornus dikala menolak tidak dilakukan dengan melompat,dimana kedua kaki sama-sama melayang (lepas dari tanah).
- Saat menolak peluru, perilaku kepala dan pundak harus tengadah, pandangan tertuju kearah sasaran.
Gerakkan sesudah menolak
- Saat peluru lepas dari tangan, seluruh tubuh dijulurkan kedepan arah sasaran. Demikian pula pundak dan lengan kanan dibiarkan menjulur mengikuti arah/jalannya peluru (follow though).
- Agar tubuh tidak terjerumus keluar lingkaran, maka kaki belakang (kanan), harus cepat dilangkahkan kedepan dan berpijak di erat bekas telapak kaki kiri, yang dikala itu pula kaki kiri telah ditari/diayun kebelakang. Perpindahan kaki belakng kedepan ini juga merupakkan gerakkan ikutan.
- Untuk mengerem semoga tubuh tidak jauh kedepan (keluar lingkaran), hendaknya sesaat kaki kanan melangkah kedepan, lutut-lututnya harus segera ditekuk.
- Sehubungan dengan dikala ituu maka pada lapangan/lingkaran tolak peluru terdapat papan/balok penahan yang berfungsi untuk menahan gerakkan kaki semoga tidak keluar dari lingkaran. Oleh alasannya yaitu itu (sesuai dengan peraturan) apabila bab kaki penolak menyentuh bidang bab dalam balok penahan, tidak dianggap sebagai suatu pelanggaran, (tetapi bila menyentuh/menginjak bidang bab atas/permukaan hal itu dinyatakan sebagai suatu pelanggaran).
Pembahasan berikutnya mengenai Awalan atau gaya dalam tolak peluru