Teknik Melakukan Lompat Galah Perlu diketahui, bahwa melaksanakan lompat tinggi galah sangant dipengaruhi oleh jenis galah yang dipergunakan (galah dari bambu kayu, logam/almunium, fiber glass). Galah dari bambu almunium ialah sama cara memakainya, lantaran kedua jenis galah ini tidak banyak mengalami lengkungan pada ketika tubuh pelompat terayun keatas.
Sedangkan galah jenis fiber galss agak lebih sulit pemakaiannya, lantaran pihak pelompat harus mengikuti keadaan dengan keadaan galah yang jauh lebih teratur dari pada galah bambu ataupun logam. Akan tetapi cara membuat/memegang gallah ketika berlari melaksanakan awalan dan cara menancapkan dari ketinggian jenis galah tersebut perinsipnya sama.
Tinjauan secara teknis perihal lompat tinggi galah ini mencakup 6 masalah, yaitu : cara memegang galah, cara membawa galah cara melaksanakan lari awalan, cara menancap galah, bergantung dan berayun keatas, cara melewati mistar dan cara melaksanakan pendaratan.
1. Cara memegang galah
Bagi pelompat yang ketika bertumpu dengan kaki kiri, cara memegang galah ialah :
Keterangan :
Gambar 1-2 = Saat menancapkan galah
Gambar 3 = Saat bertumpu kaki kiri berakhir lurus disertai mengayunkan kaki kanan kedepan atas, ajudan tetap lurus.
Gambar 4-6 = Saat bergantun, bertumpu dengan kedua tangan, kedua kaki keatas.
Gambar 8 = Kedua kaki benar-benar terjulur keatas, disertai memutar tubuh kekiri dan tetap bertumpu dengan kedua tangan
Gambar 9 = Tangan kiri dilepas terlebih dahul, ajudan menekan hingga lurus
Gambar 10 = Tangan kanan melepaskan galah agak didorong menjauhi mistar, kedua kaki kebawah
Gambar 11 = Kedua kaki terus diayun kebawah, perhatian mulai tertuju pada pendaratan (dengan kedua kaki atau dengan potongan punggung)
Sumber http://www.websiteedukasi.com/
Sedangkan galah jenis fiber galss agak lebih sulit pemakaiannya, lantaran pihak pelompat harus mengikuti keadaan dengan keadaan galah yang jauh lebih teratur dari pada galah bambu ataupun logam. Akan tetapi cara membuat/memegang gallah ketika berlari melaksanakan awalan dan cara menancapkan dari ketinggian jenis galah tersebut perinsipnya sama.
Tinjauan secara teknis perihal lompat tinggi galah ini mencakup 6 masalah, yaitu : cara memegang galah, cara membawa galah cara melaksanakan lari awalan, cara menancap galah, bergantung dan berayun keatas, cara melewati mistar dan cara melaksanakan pendaratan.
1. Cara memegang galah
Bagi pelompat yang ketika bertumpu dengan kaki kiri, cara memegang galah ialah :
- Tangan kiri didepan, punggung telapak tangan menghadap keatas. Keempat jari rapat berada disisi/samping kanan (luar), ibu jari rapat berada disisi/disamping kanan (luar), ibu jari berada disisi dalam/bawah. Siku ditekuk sekitar 90 derajad, lengan bawah diangkat kira-kira setinggi ulu hati. Jarak antara lengan bawah denagn ulu hati sekitar satu jangkal.
- Tangan kanan berada dibelakang, siku ditekuk sekitar 90 derajad (pada umumnya lebih), lengan bawah menuju kebawah agak kebelakang. Keempat jari berada didalam sisi, ibu jari disisi luar.
- Genggaman kedua lengan tidak terlalu kuat, tetapi cukup sedang saja.
- Agar berat galah tidak terlampau didepan, maka ajudan 9tangan belakang) harus sedikit menekan kebawah sehingga posisi ajudan lebih rendah dari pada lengan kiri (tangan depan)
- Bagian galah terletak diantara genggaman tanagan kanan dan tangan kiri harus berada sedekat mungkin dengan tubuh setinggi pinggang. Ujung galah menuju kedepan atau atau sedikit kesamping kiri dalam posisi lebih tinggi dari kepala.
- Sikap kedua pundak tetap data, tubuh (dada) menghadap kedepan.
- panjang atau pendeknya pegangan galah tergantung dari tinggi-rendahnya kedudukan mistar. Bagi pemula, pegangan tangan potongan depan bisa setinggi mistar atau lebih. Sedangkan bagi pelompat senior pengangan tangan potongan depan tadi sering lebih rendah dari kedudukannya mistar. Apabila kedudukan mistar lebih tinggi dari panjang galah, maka pegangan kedua tangan pada galah harus lebih rendah dari ketinggian galah.
2. Cara melaksanakan Awalan
- Jaraknya tergantung dari kemampuan dan kemantapan masing-masing atlit (25-35 meter). Pada umumnya jarak awalan pada lompatan tinggi galah tidak perlu sejauh ibarat pada lompat jauh atau lompat jangkit, lantaran apabila terlampau jauh akan semakin melelahkan kedua tangan/lengan.
- Langkah awal dari pelan semakin dipercepat. Disinipun bila pihak pelompat bisa melakukan, sanggup menggunakan free wheeling menjelang bertumpu (kira-kira tiga langkah sebelum bertumpu/menancapkan galah).
- Selama berlari mengam,bil awalan, genggaman kedua tangan tidak terlalu berpengaruh atau kaki/kejang. Kedua tangan juga tidak perlu digerakkna tau diayunkan kemuka belakan secara aktif, tetapi cukup rilek saja.
- Saat berlari perilaku tubuh tetap menghadap kedepan dan arah galah tetap lurus kedepan dengan posisi ujung galah galah lebih tinggi dari kepala
- Semakin bersahabat dengan daerah bertumpu (titik tumpu) ujung galah bertahap diturunkan untuk segera ditancapkan pada papan/lubang penancap galah.
- Cara menancapakan galah tidak disodorkan dari atas kebawah, tetapi sedikit menjulurkan kedua lengan kedepan bawah untuk memasukkan ujung galah kedalam lubang penancap galah. Sesaat ujung galah mengenai dasar lubang, maka gengaman tangan potongan depan (kiri) sedikit digeser mendekat kearah tangan kanan. Dari perilaku itu kedua lengan terus diangkat keatas atau ketika itu pula kaki kanan (terutama potongan paha) diangkat cepat kedepan atas (tungkai bawah ditekuk rileks) yang disertai pula dengan tolakkan kaki kiri pada titik tumpu tolakkan kaki kiri hrus kuat, cepat dan menghentak (meledak), sehingga lutut berakhir dalam perilaku lurus.
Perlu di ketaui bahwa pergeseran genggaman tangan kiri mendekat kearah ajudan tadi memiliki maksud semoga kekuatan kedua tangan semakin terpadu dan mempermudah dalam memutar tubuh ketika akan melewati mistar. Tetapi bisa dan boleh genggaman tangan depan/kiri tidak perlu digeser keatas kini justru cara inilah yang banyak dipakai, terutama yang memekai galah fiber glass - Saat kaki kiri lepas dari tanah, kedua lengan tetap lurus (terutama lengan kanan) dan ketika itu pula tubuh mulai bergantung pada galah. Pandangan keatas mistar.
4. Bargantung dan mengayun kebadan atau
Seperti pada selesai uraian diatas, maka :
Seperti pada selesai uraian diatas, maka :
- Setelah kaki kiri lepas dari tanah, kedua lengan lurus dari atas kepala, paha kanan diangkat kedepan atas, ketika itu itu pula kaki kiri diayun keatas menyusul keki kanan. Apabila pelompat menggunakan galah fiber galss, maka pada ketika inilah galah tersebut benar-benar dalam keadaan melengkung optimal dan ketika itu pula perilaku kedua kaki sudah terayun keatas lebih tinggi dari kepala.
- Saat kedua kaki benar-benar terayun keatas, dengan referensi kedua tangan pada galah tubuh tersebut didorong dan diangakat keatas sambil memulai memutarkan tubuh kekiri.
5. Cara melewati mistar
- Setelah tubuh bertumpu kekiri, kedua tangan tetap bertumpu pada galah untuk mengangkat seluruh berat tubuh keatas, maka ketika itu posisi kepala benar-benar berada dibawah menuju kearah jalur awal, perut menghadap kearah mistar.
- Akhir dari referensi kedua tangan pada galah tadi, separo bagiann tubuh telah melewati mistar dan ketika itu pula galah dilepaskan (tangan kiri lepas terlebih dahulu, disusul tangan kanan). Kedua kaki diturunkan, perhatian dituju pada pendaratan. Apabila menggunakan galah fiber glass, maka pada ketika galah hampir lurus keatas, sat itu pula pihak pelompat harus menekan/bertumpu dengan kedua tangan. Sehingga ketika dilepaskan, posisi galah sudah dalam keadaan lurus.
6. Pendaratan
Perinsip utama pada pendaratan ialah sama dengan lompat tinggi, yaitu semoga tubuh tidak merasa sakit/cidera. Olehsebab itu lantaran pada lompat tinggi galah ketika akan mendarat lebih tinggi melayang, maka cara yang paling baik ialah mendarat dengan kedua kaki lurus mengeper.
Walaupun pada kenyataannya banyak pula para pelompat yang sering mendarat dengan perilaku duduk atau agak tidur terlentang. Hali ini tergantung dari penguasaan keseimbangan pada ketika melayang turun. Sehubungan dengan it, maka perlu diperhatikan bahwa bantalan pendaratan pada lompat tinggi galah harus terbuat dari materi yang lunak (kasur busa/spon). Kalau terpaksa hanya dari pasi, harus hati-hati.
Beberapa hal yang perlu di ingat
Serangkaian gerak lompat galahWalaupun pada kenyataannya banyak pula para pelompat yang sering mendarat dengan perilaku duduk atau agak tidur terlentang. Hali ini tergantung dari penguasaan keseimbangan pada ketika melayang turun. Sehubungan dengan it, maka perlu diperhatikan bahwa bantalan pendaratan pada lompat tinggi galah harus terbuat dari materi yang lunak (kasur busa/spon). Kalau terpaksa hanya dari pasi, harus hati-hati.
Beberapa hal yang perlu di ingat
- Saat memegang galah jarak antara kedua genggaman tanagn janagn terlalau dan jangan belakang hingga lurus.
- Saat mengambila awalan perilaku tubuh jangan miring, tetapi harus tetap menghadap kedepan.
- sebelum galah ditancapakan, kedua tangan jangan terlalu awal diangkat, sehingga galah ditancapkan dari atas kebawah (seharusnya kedua lengan cukup dijulurkan kedepan, sesudah itu gres diangkat keatas).
- Saat menancapkan galah tangan kiri (depan) perlu digeser mendekat dengan lengan kanan, atau setidak-tidaknya pegangan kedua tangan tetap tidak berubah.
- Saat bertumpu harus berani mengangkat kaki ayun kedepan dan ketika mulai bergantung kedua lengan jangan terlalucepat ditekuk.
- saat bergantung harus berani mengayunkan kaki tumpu keatas sehingga sejajar dengan kaki ayun.
- setelah kedua kaki terayun keatas, tubuh harus segera diputar kekiri.
- Sebelum melepaskan gala, kedua lengan harus diluruskan untuk ertumpu/menekan pada galah.
- Saat mendarat harus dilakukan dengan sadar.
Keterangan :
Gambar 1-2 = Saat menancapkan galah
Gambar 3 = Saat bertumpu kaki kiri berakhir lurus disertai mengayunkan kaki kanan kedepan atas, ajudan tetap lurus.
Gambar 4-6 = Saat bergantun, bertumpu dengan kedua tangan, kedua kaki keatas.
Gambar 8 = Kedua kaki benar-benar terjulur keatas, disertai memutar tubuh kekiri dan tetap bertumpu dengan kedua tangan
Gambar 9 = Tangan kiri dilepas terlebih dahul, ajudan menekan hingga lurus
Gambar 10 = Tangan kanan melepaskan galah agak didorong menjauhi mistar, kedua kaki kebawah
Gambar 11 = Kedua kaki terus diayun kebawah, perhatian mulai tertuju pada pendaratan (dengan kedua kaki atau dengan potongan punggung)
Sumber http://www.websiteedukasi.com/